LINGKUNGAN
Pengertian
Lingkungan
Istilah
lingkungan berasal dari kata "Environment", yang
memiliki makna "The physical, chemical, and biotic condition
surrounding an organism". Berdasarkan istilah tersebut, lingkungan
secara umum diartikan sebagai segala sesuatu di luar individu. Segala sesuatu
di luar individu merupakan sistem yang kompleks sehingga dapat memengaruhi satu
sama lain.
Ada
saatnya berubah menjadi baik dan tidak menutup kemungkinan untuk berubah
menjadi buruk. Perubahan itu dapat disebabkan oleh makhluk hidup dalam satu
lingkungan tersebut. Lingkungan terdiri atas dua komponen utama, yaitu seperti
berikut
1.
Komponen biotik, yang terdiri atas makhluk hidup seperti: manusia, hewan,
tumbuhan, dan jasad renik.
2.
Komponen abiotik, yang terdiri atas benda-benda mati seperti: air, tanah,
udara, cahaya, dan sebagainya.
Setiap
makhluk hidup memerlukan lingkungan tertentu sebagai tempat hidupnya.
empat
hidup itu disebut habitat. Dalam suatu habitat, terdapat berbagai jenis
makhluk hidup (biotik) dan lingkungan tak hidup (abiotik).
Interaksi
dalam Ekosistem Membentuk Suatu Pola
Setiap
organisme tersebut tidak dapat hidup sendiri dan selalu bergantung pada
organisme yang lain dan lingkungannya. Saling ketergantungan ini akan membentuk
suatu pola interaksi. Terjadi interaksi antara komponen biotik dan komponen
abiotik dan terjadi interaksi antara komponen biotik dan biotik.
1.
Interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain dapat terjadi
melalui rangkaian peristiwa makan dan dimakan (rantai makanan, jaring-jaring
makanan dan piramida
makanan),
maupun melalui bentuk hidup bersama, yaitu simbiosis
Simbiosis
merupakan bentuk hidup bersama antara dua individu yang berbeda jenis. Ada
beberapa macam simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme,
dan simbiosis parasitisme. Simbiosis mutualisme merupakan suatu hubungan dua
jenis individu yang saling memberikan keuntungan satu sama lain. Simbiosis
komensalisme adalah hubungan interaksi dua jenis individu yang memberikan
keuntungan kepada salah satu pihak, tetapi pihak lain tidak mendapatkan
kerugian. Simbiosis parasitisme merupakan hubungan dua jenis individu yang
memberikan keuntungan kepada salah satu pihak dan kerugian pada pihak yang
lain.
sumber :
f4-preview.awardspace.com m.kidnesia.com sukasains.com
Simbiosis
komensalisme
Simbiosis
parasitisme
sumber : f4-preview.awardspace.com
m.kidnesia.comsukasains.com
sumber : f4-preview.awardspace.com
m.kidnesia.comsukasains.com
Simbiosis
mutualisme
3.
Organisme berdasarkan cara kemampuan menyusun makanannya dibagi menjadi 2
(dua), yaitu organisme autotrof dan organisme heterotrof. Organisme heterotrof
berdasarkan jenis yang dimakan dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu herbivora,
karnivora, dan omnivora.
(a)
Karnivora
(b)
Herbivora
(c)
Omnivora
Faktor-faktor Penyebab Perubahan Lingkungan
a. Faktor Alam
Faktor
yang dapat menimbulkan kerusakan antara lain gunung meletus, gempa bumi, angin
topan, kemarau panjang, banjir, dan kebakaran hutan.
Sumber:
kompasiana. com htysite.com
Gambar
9.16
(a)
Peristiwa meletusnya gunung yang
mengakibatkan
(b) kerusakan lingkungan di sekitarnya.
b. Faktor Manusia
Kegiatan
manusia yang menyebabkan perubahan lingkungan misalnya, membuang limbah (limbah
rumah tangga, industri, pertanian, dan sebagainya) secara sembarangan, menebang
hutan sembarangan, dan sebagainya
Sumber:
m.kompasiana.com
Gambar
9.17 Aktivitas membuang sampah ke sungai salah satu faktor perubahan tatanan
lingkungan oleh manusia
Macam-macam Pencemaran Lingkungan
Pencemaran
lingkungan didefinisikan sebagai masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Zat
atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat
suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian
terhadap makhluk hidup karena jumlahnya melebihi normal, berada pada waktu yang
tidak tepat, dan di tempat yang tidak tepat.
Pencemaran Udara
Pencemaran
udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2,
CFC, CO, dan asap rokok.
2. Pencemaran Air
Air
memegang peranan penting di dalam kehidupan manusia dan juga makhluk hidup
lainnya.
Kualitas
air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna. Ditinjau
dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan
antara lain: limbah pertanian, limbah rumah tangga, dan limbah industri.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara antara
lain:
1.
Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
2.
Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi) yang dapat
berakibat kurang oksigen di perairan yang dapat membunuh biota perairan dan
terjadinya pendangkalan dasar perairan.
3.
Menjalarnya wabah penyakit karena air yang kotor menjadi sumber penyakit, di
antaranya muntahber.
Usaha-usaha Mencegah Pencemaran Lingkungan
1.
Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau
pemukiman penduduk.
2.
Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari lingkungan atau
ekosistem.
3.
Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain yang
dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
4.
Memperluas gerakan penghijauan.
5.
Tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan.
6.
Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga
manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya.
7.
Membuang sampah pada tempatnya.
8.
Penggunaan lahan yang ramah lingkungan.
Pemanasan
Global
Pemanasan
global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan
bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C
(1.33 ± 0.32°F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan
temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar
disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas
manusia melalui efek rumah kaca.
Akibat-akibat
pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya
gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. Sebagian besar pemerintahan
negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto,
yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Protokol
Kyoto adalah kesepakatan internasional Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang
Perubahan Iklim (UNFCCC atau FCCC), yang ditujukan untuk melawan pemanasan
global. UNFCCC adalah perjanjian lingkungan hidup internasional dengan tujuan
mencapai “stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada tingkat yang
akan mencegah gangguan antropogenik yang berbahaya dengan sistem iklim.”
Protokol Kyoto awalnya diadopsi pada tanggal 11 Desember 1997 di Kyoto, Jepang,
dan mulai berlaku pada tanggal 16 Februari 2005. Pada April 2010, 191 negara
telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto.
Penyebab dan Mekanisme Pemanasan Global
Segala
sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Sebagian besar
energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak.
Ketika energi ini mengenai permukaan bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas
yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini memantul sebagai radiasi
infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian lagi tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca, antara
lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang
radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang
yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan
bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata
tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas
tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca (green house).
Dengan makin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, makin banyak
panas yang terperangkap di bawahnya. Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat
dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet
ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15°C
(59°F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33°C (59°F) dengan efek rumah kaca
(tanpanya suhu bumi hanya-18°C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan
bumi). Akan tetapi saat ini jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer,
sehingga mengakibatkan terjadinya pemanasan global.
Mengapa
disebut "Gas Rumah Kaca"?
Disebut
gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip
dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya
agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat. Dengan begitu, tanaman di dalamnya
pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup.
Kontributor
terbesar pemanasan global saat ini adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4),
Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan
pendingin ruangan (CFC). Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global
yang berbeda-beda.
Jenis-Jenis
Gas Rumah Kaca dan Sumbernya
Gas Rumah Kaca
|
Sumber
|
Karbon dioksida
(CO2)
|
Pembakaran bahan
bakar fosil di sektor energi, industri, transportasi, deforestasi, pertanian
|
Metana (CH4)
|
Pertanian,
perubahan tata lahan, pembakaran biomassa, tempat pembuangan akhir sampah
|
Nitroksida (N2O)
|
Pembakaran bahan
bakar fosil, industri, pertanian
|
Hidrofluorokarbon
(HFC)
|
Industri
manufaktur, industri pendingin (freon), penggunaan aerosol
|
Perfluorokarbon
(PFC)
|
Industri
manufaktur, industri pendingin (freon), penggunaan aerosol
|
Sulfurheksafluorida
(SF6)
|
Transmisi listrik,
manufaktur, industri pendingan (freon), penggunaan aerosol
|
Dampak
Pemanasan Global
·
Mencairnya Es di Kutub
·
Meningkatnya Level
Permukaan Laut
·
Perubahan Iklim yang
Makin Ekstrim
·
Gelombang Panas yang
Makin Meningkat
·
Habisnya Gletser
sebagai Sumber Air Bersih